Jakarta: Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) telah menetapkan tujuh penerima penghargaan HKTI Innovation Award 2018 pada penutupan acara Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 28-30 Juni 2018.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi inovasi terhadap organisasi atau tim, dan individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam lima tahun terakhir.
Koordinator HKTI Innovation Award 2108, Dr Avanti Fontana mengatakan tujuan diadakannya penghargaan ini untuk memicu lahirnya inisiatif baru untuk menemukan atau menciptakan terobosan-terobosan solusi baru untuk ketahanan dan keamanan pangan.
"Kemudian mendorong tumbuh kembangnya ekosistem inovasi pertanian yang kondusif dengan memperkuat kerja sama lintas fungsional, sektoral, di antara pemangku inovasi atau pemangku kepentingan inovasi pertanian, dan meningkatkan peran strategis sektor pertanian Indonesia dalam pembangunan nasional dalam rangka menjalin ketahanan dan keamanan pangan,” ujar Avanti, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Juni 2018.
Ia menjelaskan, para penerima penghargaan tersebut merupakan hasil seleksi dari puluhan peserta yang mendaftar. Proses seleksi telah berjalan sejak awal Juni oleh tim juri yang terdiri atas sejumlah pakar dan praktisi di bidang inovasi pertanian.
"Dilihat dari kisaran usia, pendaftar penghargaan berusia 19-58 tahun,” katanya.
Finalisasi seleksi dan penjurian berlangsung di Sekretariat HKTI, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta, pada Sabtu, 23 Juni 2018. Ada 67 peserta dari berbagai daerah dari 16 provinsi yang mendaftar mengikuti seleksi HKTI Innovation Award 2018.
“Ada 21 peserta finalis dan 12 penilai dalam seleksi tahap II ini. Tipe inovasi peserta mencakup on-farming innovation, off-farming innovation, dan social innovation,” kata Avanti yang juga merupakan Waketum HKTI Bidang Inovasi.
Ketujuh pemenang berasal dari berbagai latar belakang seperti para pemuda/pemudi, praktisi, akademisi, komunitas petani, guru, dan para inovator lainnya.
“Penghargaan Inovasi HKTI Tahun 2018 merupakan bentuk apresiasi inovasi kepada organisasi/tim/individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam kurun waktu setidaknya lima tahun terakhir (2014-2018),” ucap Avanti yang juga pengajar manajemen inovasi di Universitas Indonesia.
Pemenang penghargaan menjadi momen penting untuk menampilkan hasil produk inovasinya kepada masyarakat. Avanti berharap HKTI menjadi institusi yang menjembatani dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil produk inovasi tersebut ke masyarakat, dunia usaha, dan petani.
“Perlu kemitraaan kerja sama. Satu kata penting, berhasil di lingkungan kita belum tentu seoptimal dengan disebarluaskan ke lingkungan luar,” tuturnya.
Para penerima penghargaan memperoleh apresiasi berupa uang, sertifikat, dan plakat.
Berikut ini, nama tujuh pemenang penghargaan Inovasi HKTI 2018.
Kategori Inovasi Hulu Pertanian (Upstream Innovation in Agriculture, On-farming Innovation)
Peringkat 1
Inovator:
Suprayogi dan Tim, Jawa Tengah.
Profil:
Dosen dan peneliti pada Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah.
Judul Karya Inovasi:
Varietas Padi Unggul Toleran Salin (Asin) Inbrida Padi Irigasi UNSOED 79 AGRITAN: Solusi untuk Desa Pesisir.
Peringkat 2
Inovator:
Nurkillah (Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu), Jawa Barat.
Profil:
Petani dan Ketua Organisasi Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu (APACHI).
Judul Karya Inovasi:
Petani Tanggap Perubahan Iklim.
Kategori Inovasi Hilir Pertanian (Downstream Innovation in Agriculture; Off-farming Innovation)
Inovator:
Mahendra Tlapta Sitepu dan Tim, Sumatera Utara.
Profil:
Pendiri beberapa startup yaitu Pak Tani Digital sebagai Market Place Pertanian, Teknesia untuk Tukang dan Teknisi, Tobasmile untuk Tourisme, dan Allcar untuk otomotif. Mahendra juga merupakan pemilik dan pendiri Metamorvo Inkubator yang merupakan Komunitas Startup Mahasiswa yang berdiri tahun 2016.
Judul Karya Inovasi:
Pasar Digital Pertanian Terpadu Asian Agriculture & Food Fair 2018 Secretariat c/o Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jl. HOS Cokroaminoto No 55 – 57, Menteng, Jakarta Pusat.
Kategori Inovasi Sosial (Social Innovation)
Peringkat 1
Inovator:
Romanus Meak, Papua
Profil:
Pengawas Sekolah Dasar Distrik UnirSirau dan Suru-Suru Kabupaten Asmat. Selain itu menjadi guru dan petani dan membuka kebun pertanian di area sekolah.
Judul Karya Inovasi:
Sang Guru-Inovator dari Lumpur Asmat: Mengubah Tanah Lumpur menjadi Lahan Kebun Organik.
Peringkat 2
Inovator:
Arif Budiono & Yayasan Bina Insan Berdikari, DI Yogyakarta.
Profil:
Petani dan sosioprener.
Judul Karya Inovasi:
Program Asimilasi Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan melalui Pertanian Inovatif.
Peringkat 3
Inovator:
Jamaluddin, Sulawesi Selatan.
Profil:
Lahir di Kanreapia Sulawesi Selatan tahun 1988. Sarjana Pendidikan ini kemudian memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Muslim Indonesia.
Judul Karya Inovasi:
Gerakan Cerdas Anak Petani Asian
Kategori Inovator Muda (Young Innovator)
Inovator:
Vernandi Yusuf Muhammad & Tim, DI Yogyakarta.
Profil:
Vernandi Yusuf Muhammad lahir di Sragen tahun 1998. Saat ini Vernandi tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Karyanya dikerjakan bersama rekan-rekannya dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu:
• Mar’atul Husna lahir di Merangin tahun 1998, mahasiswi Teknik Kimia;
• Yenny Rahmawati lahir di Temanggung tahun 1998, mahasiswi Teknik Elektro;
• Ponco Sukaswanto lahir di Tejosari tahun 1998, mahasiswa Teknik Elektro;
• Rifa’ Atul Hanifa lahir di Temanggung tahun 1996, mahasiswi Manajemen.
Judul Karya Inovasi:
Bluetooth untuk Pemantauan dan Pengendalian Hidroponik.
Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi inovasi terhadap organisasi atau tim, dan individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam lima tahun terakhir.
Koordinator HKTI Innovation Award 2108, Dr Avanti Fontana mengatakan tujuan diadakannya penghargaan ini untuk memicu lahirnya inisiatif baru untuk menemukan atau menciptakan terobosan-terobosan solusi baru untuk ketahanan dan keamanan pangan.
"Kemudian mendorong tumbuh kembangnya ekosistem inovasi pertanian yang kondusif dengan memperkuat kerja sama lintas fungsional, sektoral, di antara pemangku inovasi atau pemangku kepentingan inovasi pertanian, dan meningkatkan peran strategis sektor pertanian Indonesia dalam pembangunan nasional dalam rangka menjalin ketahanan dan keamanan pangan,” ujar Avanti, di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Juni 2018.
Ia menjelaskan, para penerima penghargaan tersebut merupakan hasil seleksi dari puluhan peserta yang mendaftar. Proses seleksi telah berjalan sejak awal Juni oleh tim juri yang terdiri atas sejumlah pakar dan praktisi di bidang inovasi pertanian.
"Dilihat dari kisaran usia, pendaftar penghargaan berusia 19-58 tahun,” katanya.
Finalisasi seleksi dan penjurian berlangsung di Sekretariat HKTI, Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta, pada Sabtu, 23 Juni 2018. Ada 67 peserta dari berbagai daerah dari 16 provinsi yang mendaftar mengikuti seleksi HKTI Innovation Award 2018.
“Ada 21 peserta finalis dan 12 penilai dalam seleksi tahap II ini. Tipe inovasi peserta mencakup on-farming innovation, off-farming innovation, dan social innovation,” kata Avanti yang juga merupakan Waketum HKTI Bidang Inovasi.
Ketujuh pemenang berasal dari berbagai latar belakang seperti para pemuda/pemudi, praktisi, akademisi, komunitas petani, guru, dan para inovator lainnya.
“Penghargaan Inovasi HKTI Tahun 2018 merupakan bentuk apresiasi inovasi kepada organisasi/tim/individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam kurun waktu setidaknya lima tahun terakhir (2014-2018),” ucap Avanti yang juga pengajar manajemen inovasi di Universitas Indonesia.
Pemenang penghargaan menjadi momen penting untuk menampilkan hasil produk inovasinya kepada masyarakat. Avanti berharap HKTI menjadi institusi yang menjembatani dalam memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil produk inovasi tersebut ke masyarakat, dunia usaha, dan petani.
“Perlu kemitraaan kerja sama. Satu kata penting, berhasil di lingkungan kita belum tentu seoptimal dengan disebarluaskan ke lingkungan luar,” tuturnya.
Para penerima penghargaan memperoleh apresiasi berupa uang, sertifikat, dan plakat.
Berikut ini, nama tujuh pemenang penghargaan Inovasi HKTI 2018.
Kategori Inovasi Hulu Pertanian (Upstream Innovation in Agriculture, On-farming Innovation)
Peringkat 1
Inovator:
Suprayogi dan Tim, Jawa Tengah.
Profil:
Dosen dan peneliti pada Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah.
Judul Karya Inovasi:
Varietas Padi Unggul Toleran Salin (Asin) Inbrida Padi Irigasi UNSOED 79 AGRITAN: Solusi untuk Desa Pesisir.
Peringkat 2
Inovator:
Nurkillah (Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu), Jawa Barat.
Profil:
Petani dan Ketua Organisasi Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu (APACHI).
Judul Karya Inovasi:
Petani Tanggap Perubahan Iklim.
Kategori Inovasi Hilir Pertanian (Downstream Innovation in Agriculture; Off-farming Innovation)
Inovator:
Mahendra Tlapta Sitepu dan Tim, Sumatera Utara.
Profil:
Pendiri beberapa startup yaitu Pak Tani Digital sebagai Market Place Pertanian, Teknesia untuk Tukang dan Teknisi, Tobasmile untuk Tourisme, dan Allcar untuk otomotif. Mahendra juga merupakan pemilik dan pendiri Metamorvo Inkubator yang merupakan Komunitas Startup Mahasiswa yang berdiri tahun 2016.
Judul Karya Inovasi:
Pasar Digital Pertanian Terpadu Asian Agriculture & Food Fair 2018 Secretariat c/o Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jl. HOS Cokroaminoto No 55 – 57, Menteng, Jakarta Pusat.
Kategori Inovasi Sosial (Social Innovation)
Peringkat 1
Inovator:
Romanus Meak, Papua
Profil:
Pengawas Sekolah Dasar Distrik UnirSirau dan Suru-Suru Kabupaten Asmat. Selain itu menjadi guru dan petani dan membuka kebun pertanian di area sekolah.
Judul Karya Inovasi:
Sang Guru-Inovator dari Lumpur Asmat: Mengubah Tanah Lumpur menjadi Lahan Kebun Organik.
Peringkat 2
Inovator:
Arif Budiono & Yayasan Bina Insan Berdikari, DI Yogyakarta.
Profil:
Petani dan sosioprener.
Judul Karya Inovasi:
Program Asimilasi Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan melalui Pertanian Inovatif.
Peringkat 3
Inovator:
Jamaluddin, Sulawesi Selatan.
Profil:
Lahir di Kanreapia Sulawesi Selatan tahun 1988. Sarjana Pendidikan ini kemudian memperoleh gelar Magister Manajemen dari Universitas Muslim Indonesia.
Judul Karya Inovasi:
Gerakan Cerdas Anak Petani Asian
Kategori Inovator Muda (Young Innovator)
Inovator:
Vernandi Yusuf Muhammad & Tim, DI Yogyakarta.
Profil:
Vernandi Yusuf Muhammad lahir di Sragen tahun 1998. Saat ini Vernandi tercatat sebagai mahasiswa Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Karyanya dikerjakan bersama rekan-rekannya dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu:
• Mar’atul Husna lahir di Merangin tahun 1998, mahasiswi Teknik Kimia;
• Yenny Rahmawati lahir di Temanggung tahun 1998, mahasiswi Teknik Elektro;
• Ponco Sukaswanto lahir di Tejosari tahun 1998, mahasiswa Teknik Elektro;
• Rifa’ Atul Hanifa lahir di Temanggung tahun 1996, mahasiswi Manajemen.
Judul Karya Inovasi:
Bluetooth untuk Pemantauan dan Pengendalian Hidroponik.
Itulah informasi tentang Petani Sulawesi Selatan Terima HKTI Inovation Awards 2018, Semoga artikel Petani Sulawesi Selatan Terima HKTI Inovation Awards 2018 kali ini, bisa memberi manfaat untuk kalian. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.